Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Hermawan Sulistyo memberikan apresiasi kepada Polri atas kinerja mereka selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Hermawan secara khusus memuji Polri karena keberhasilannya dalam mengamankan libur tersebut, khususnya dalam mencegah insiden teror bom yang selama ini menjadi ancaman potensial.
“Aman-aman aja kan. Yang paling ekstrim kalau pengawasan libur Nataru itu ada bom atau tidak. Ukuran saya itu. Tapi kan tidak ada bom,” ujar Hermawan saat dihubungi, Jumat (5/1/2024).
Hermawan menyatakan bahwa keberhasilan Polri dalam mengawasi libur Nataru terlihat dari ketiadaan insiden bom. Menurutnya, mencegah insiden bom jauh lebih sulit daripada menangkap pelakunya, karena memerlukan deteksi dini yang akurat.
“Mencegah bom itu jauh lebih sulit daripada menangkap pelakunya karena harus ada deteksi dini, deteksi awal untuk supaya tidak sampai meletus terjadi. Karena udah bisa dideteksi sebelumnya, saya kira keberhasilan Polri di situ,” tuturnya.
Ia menggarisbawahi bahwa kemampuan prediktif Polri dalam mengantisipasi potensi ancaman bom sebelumnya telah berhasil, sesuai dengan tagline Polri, yakni POLRI PRESISI, yang mengutamakan kemampuan prediksi sebagai salah satu prioritasnya.
“Kan Presisi itu yang pertama adalah kemampuan prediktif, kemampuan prediktifnya untuk mengantisipasi suatu kejahatan jangan sampai meledak. Jadi kalau ukurannya itu (tidak ada bom selama libur Nataru), ya sukses lah,” jelas Hermawan.
Lebih lanjut, Hermawan memberikan apresiasi atas kinerja Polri yang juga didukung oleh tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian. Namun, dia menyayangkan gangguan dari dinamika politik yang terkadang menciptakan ketegangan. Menurutnya, salah satu faktor kesuksesan Polri adalah kepemimpinan Kapolri yang tenang dan tidak memprovokasi situasi yang sudah panas.
“Kalau kita lihat survei-survei tingkat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian, itu tinggi, bahkan di seluruh dunia kita yang paling tinggi. Cuma kan keganggu aja dengan hiruk-pikuk politik ini,” ungkap Hermawan.
“Selain itu sih bagus lah. Mungkin karena Kapolrinya juga orangnya kan cool, nggak banyak komentar, nggak bikin hiruk pikuk tambah panas,” sambungnya.